Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2014

Maaf Itu Sederhana

Cinta Dan Benci “ Pengalaman pahit itu ada, kenangan yang menyakitkan telah melukai sekeping hati yang dulunya pernah sayang, dulunya pernah cinta tapi kini berubah menjadi benci. Kenapa?. Hati ini telah dilukai, ditoreh dengan peristiwa yang menyakitkan hingga luka itu bisa berdarah kembali, luka ini lah yang mengeluarkan kata “BENCI” dan karna luka ini mengalirlah kata-kata aku tidak akan memaafkan kesalahannya seumur hidupku.” *** Hati ini senang, bibir ini tidak bisa berhenti tersenyum . Ah rasa, rasa ini membuat aku percaya padanya. Pasti kedepan aku akan aman dengannya. Aku yakin dan sangat percaya dia yang akan membimbingku ketika aku melakukan kesalahan, ketika aku khilaf dan ketika aku yang masih dalam proses belajar.   Aku berterima kasih dan bersyukur kepada Allah, telah menghadirkan seseorang yang mau menerimaku karna aku tau dia adalah pilihan terbaik yang aku punya. Aku benar sangat senang setelah mengetahui dia yang mau membimbingku kedepan. Hari-hari yang ak

Aku, Keluarga dan Karirku

Mereka Anugrah Terindahku             “ Aku ingin menghiasi hari-hariku dengan hal-hal yang indah saja, biarlah banyak hal-hal yang mengecewakan menghampiriku tapi aku tetap ingin mengingati hal-hal yang indah saja.”:             Aku lahir di lingkungan lelaki dimana akulah satu-satunya saudara perempuan di antara lingkungan saudara kandungku. Menjadi anak perempuan pertama yang bersaudara lima di mana adiknya semua adalah cowok, membuatkan aku sempat berpikir ketika kecil “ kenapa aku tidak menjadi cowok aja ” Yaps, nyamannya aku berteman dengan adik-adikku dan teman-teman adikku ketika SD sampai aku berpikir “ kenapa aku tidak menjadi cowok saja ”. Cowok itu enak sih gak disuruh buat kerja ini dan itu. Pokoknya kerjaannya main aja. Pemikiran itu timbul cuma ketika SD. Pemikiran aku berubah total ketika sekolah di pesantren, aku menyadari aku seorang perempuan seiring berjalannya waktu aku melupakan keinginan untuk menjadi cowok, lupa total. Di pesantren, tinggal di asrama me

Dia Inspirasiku

Perasaan Cinta atau Kagum?             Sebagai seorang mahasiswa yang kuliah di Universitas Islam, membuatkan aku berpikir semoga calon suamiku nanti seorang yang alim. Aku melihat di kampusku, walaupun Universitas Islam tapi tidak semua alim bahkan jika dihitung mahasiswa yang memakai peci bisa dikatakan sangat sedikit. Aku heran dengan suasana kampusku ini, sehingga aku merasa mungkin jodohku bukan satu kampus mungkin dari ikhwan yang diluar kampus.             Pemikiranku berubah drastis, sejak aku berpapasan dengan seorang pemuda, yang mengenakan peci dan baju koko. Wah, jarang sekali ada yang gini di kampus. Ada perasaan aneh di hatiku, mungkin ia mampu mencuri perhatianku dengan penampilannya, dan aku tidak mau hanya terpesona sampai disitu. Aku ingin melihat sikap dan intelektualnya, jika sudah pas aku akan menanyakan kesiapannya untuk menikah. Aku bukan mau menjatuhkan harga diriku dengan duluan menyatakan cinta kepada kaum Adam, sama sekali bukan, tapi apa salahnya jika a