Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Allah... Cintaku Hanya UntukMu

Allah... Engkau menumbuhkan rasa cinta dihati kami untuk kami mencintaiMu, tapi mengapa kami alpa, lalai dalam mencintaiMu. Bahkan kami lebih takut kehilangan makhlukMu dari takut kehilangan cintaMu. Allah, bukankah Engkau sangat menyanyangi hambaMu, bukankan Engkau akan memberi taufik dan petunjuk kepada jalanMu, bukankan engkau akan memberikan hidayah atau hikmah untuk istiqamah menuju keridhaanMu. Allah, aku lupa petunjuk dan hikmah beristiqamah ada di tanganMu, untuk hamba-hambaMu yang terpilih. Semoga aku, keluargaku, sahabat-sahabatku, guru-guruku dan umat Islam di muka bumi ini memperoleh taufik dan hidayah dariMu. Layaknya seperti kisah Saiyidina Umar Al Khattab, seorang hamba yang sangat keras hatinya, berusaha menutup pintu hatinya untuk menerima risalah Nabi Muhammad. Bahkan kerana terlalu taksub dengan agama nenek moyangnya, ia pun menghunuskan pedang untuk menuju Rasulullah, niatnya satu untuk membunuh baginda Rasulullah. Perjalanannya ditahan dari seorang Bani Zahrah, y

RINDU

Gambar
RINDU........ Bukankah rindu itu sebahagian dari cinta. Cinta itu perasaan untuk mencintai dan rindu adalah bentuk dari mencintai. Aku mencintaimu kerana itulah aku merinduimu. Hadirnya cinta lalu rindu menyusul. Rindu itu rasanya seperti ais batu yang terlalu nipis, aisnya keras tapi rapuh. Rindu seperti itu, rasanya tak tertahan lagi, keras tak tertahan seperti ais, yang membuatkan perasaan kita rapuh seperti tipisnya ais yang boleh pecah bila-bila masa. Begitulah ketika perasaan rindu itu hadir, perasaan itu membuatkan yang mustahil menjadi mungkin. Lihatlah Romeo yang rela mati untuk Juliet, bukankah jika ia bersabar sedikit lagi Juliet akan sedar dari matinya yang hanya 2jam. Rindu betul-betul membuat seseorang gila kerana cinta. Lihatlah bagaimana Syah Jehan menciptakan Taj Mahal untuk Mumtaz, bukankah Mumtaz sudah meninggalkan Syah Jehan terlebih dulu, tapi Taj Mahal kekal sampai sekarang walaupun Syah Jehan telah pun meninggal. Rindu itu gila, kerana itulah kisah Romeo Juliet

Niatkan dan Usaha.

Aku tau bagaimana rasanya dianggap lemah padahal kita mampu. Aku tau bagaimana rasanya dianggap tidak bisa padahal kita bisa. Masyarakat, lingkungan mereka yang beranggapan ke kita seperti itu. Seperti merekalah yang terbaik tanpa tau bagaimana perasaan kita. Kejadian semalam aku ingin biarkan berlalu, layaknya nasi semalam yang tak layak dimakan kerana basi, baju semalam yang tak layak dipakai. Lebih baik aku biarkan luka semalam berlalu tanpa diingat lagi, walaupun bekas-bekas calarnya masih ada. Biarlah itu sebagai ingatan kalau mereka memang begitu. Kita biarkan mereka berceloteh, berbicara sesuka hati mereka, untuk menjadi bahan obrolan mereka, untuk mencari sensasi. Kita biarkan saja yang penting kita tidak negetif terhadap diri kita sendiri. Tidak menghina diri didepan mereka. Niatkan untuk sukses lebih dari mereka, kita usahakan untuk maju tanpa menjadi seperti mereka. Mereka hanya mencari celah untuk menjatuhkan orang lain dan senang orang lain jatuh disebabkan mulut mer

Cintanya Allah Pada Hambanya

Setiap manusia mempunyai keinginan untuk berpasang-pasangan. Manusia memang fitrahnya akan mencintai. Akan ada rasa cinta dihatinya. Seperti firman Allah "Aku menjadikan kalian berpasang-pasangan agar kalian saling mengenal satu sama lain". Lalu, soalannya adalah ada apa dengan cinta?. Cinta yang digambar oleh Rasulullah adalah, "Karena cinta kalian akan masuk syurga, jika kalian mencintai Allah dan Rasulnya maka kalian akan bersama yang kalian cintainya." Begitu besar hikmah cinta jika kita berlandaskan pada dasar cinta, cinta kerana Allah sehingga Allah menyeru hambaNya agar menikah jika telah sampai waktu menikah dan pernikahan yang diajarkan dalam Islam adalah memilih pasangan yang sememangnya alim, yang taat pada Allah dan RasulNya. Dikisahkan, Amran dan Aina saling mencintai dan mereka menikah. Aina menyadari Amran belum mempunyai kerja tetap lalu ia memudahkan mahar, serendah-rendah mahar dan hikmahnya setelah menikah meeka tidak terlalu memikirkan hutang