Keinginan dan Kebutuhan Anak

Sebelum memulakan pembahasan tentang anak, saya ingin menjelaskan bahwa saya baru berpengalaman mempunyai anak. Satu tahun 3 bulan usia Zara jadi jika salah bisa kita kongsikan bersama cara mendidik anak dengan baik dan benar. Sebetulnya, dari dulu saya peribadi  memang suka melihat anak kecil dan jika berkesempatan bermain dengan mereka sehingga letih yang sememangnya letih. Bahkan bukan hanya melihat anak-anak orang, dengan adik sendiri yang sememangnya anak kecil dah mulai bermain sungguh-sungguh dengan mereka. Dan itu hanya sekadar menemani mereka. Hanya sekadar suka akan anak kecil yang mana pengalaman punya anak sendiri sangat jauh berbeza dengan sekadar menemani dan berkawan dengan anak-anak kecil.

Memiliki anak, yang lahir dari dari rahim kita, automatis tanggunggjawab menjaga anak kita adalah seumur hidup kita, selagi kita masih hidup, selagi mereka masih hidup kita wajib menjaga mereka kerana mereka adalah amanah langsung dari Allah untuk kita. Kita sedar anak adalah amanah dari Allah untuk kita, tapi bagaimana cara yang betul untuk kita menjaga anak kita. Sesuatu yang tiap-tiap hari kita lakukan dengan rutin boleh mengakibatkan kejenuhan, kelelahan dan menyesal. Jadi sebelum kita merasa jenuh, letih dan menyesal kerana harus menjaga anak kadang kita tidak menyadari kita marah anak akibat letih berlebihan. Baiklah kita kembali, kembali berseorang, baik duduk sendiri menghirup nafas segar luar rumah dan berfikir betapa beruntungnya kita memiliki mereka. Pasangan kita dan anak kita. Jadi keletihan itu berlalu begitu saja.

Kadang kita sebagai orang tua, inginkan yang terbaik bagi anak kita. Sehingga kita memberi hadiah yang berlebihan kepada mereka, sememangnya itu keinginan kita untuk melihat anak kita bahagia tetapi meraka belajar satu hal. Setiap permintaan mereka, kita akan tunaikan lalu mereka hanya perlu meminta dan kita hanya akan memberi dan hasilnya itu akan tertanam kepada mereka sehingga dewasa. Aku punya orang tua tinggal minta apa saja kepada orang tua pasti akan ditunaikan. Oleh sebab itu, Zara anak saya, saya biarkan ia bermain dengan apa saja yang ada di rumah. tidak hanya terfokus kepada mainan yang dibeli. Sehingga sifat apa adanya dan bersyukur dengan segalanya akan tumbuh dengan sendiri. Seperti saya sedang mengetik tut keyboard dan Zara ingin mengetiknya juga lalu saya memberi keyboard untuk Zara satu, selesai merasa mengetik itu seperti apa ia akan bosan dengan sendirinya.

Mempunyai anak kadang menjadi pekerjaan berat yang hanya dirasakan oleh kita. Anak kecil tidak mengetahui apa yang terbaik dan tak terbaik bagi mereka yang mereka tahu, kita halang mereka kerana kita tidak mahu mereka senang lalu mereka akan terus melakukan berulang-ulang kali. Contoh, anak memecahkan telur, jika kita memarahi mereka, mereka merasa kenapa mereka dimarah kan mereka sedang bermain, lalu mereka pecahkan lagi telur. Jadi caranya, pindahkan telur ditempat yang tinggi sebelum dijumpai oleh mereka.

Kebutuhan anak kita, apalagi yang masih kecil, bukanlah rumah yang besar dengan banyaknya perabot tapi rumah yang nyaman kita kontrol barang letak tinggi sehingga tidak membahayakan anak kita. Kebutuhan mereka bukanlah jajan yang tiap hari kita beli untuk senangkan hati mereka tapi makanan bergizi yang kita siapkan untuk mereka.

Kadang kita khilaf, yang penting anak kita bahagia, tetapi akhirnya ketika dewasa mereka terkial-kial dengan realiti kehidupan dan menyalahkan kita. Orang tua aku tak pernah pun ajar aku macam ni dan macam ni. Sehingga mereka tidak bisa bergabung dengan masyarakat hanya nyaman dengan keluarganya sendiri. Mulai sekarang, dari kosong, bezakan yang mana keinginan kita dan keinginan anak dan pentingkan dulu yang mana kebutuhan kita dan kebutuhan mereka. Ajar anak berdikari sejak kecil sehingga dia bisa beradaptasi dalam situasi apapun dan kelak tidak menyalahkan kita kerana hanya menuruti keinginan mereka saja.

Sekian itu saja, terima kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak Untuk Pacaran

Guru dan Murid

Takdir Allah