Takdir Allah

Desiran angin lembut, bertiupan perlahan terus mengalir pergi. Pohon-pohon yang terbawa suasana longlai mengikuti arus angin. Di bawah pohon rindang, suasana aman dan adem duduklah Khairul sendiri di sana. Cukup, ada pena dan diari abu-abu buatnya sempurna. Sempurna mencurahkan segala isi hatinya di situ.

Cinta, hadirmu tanpa ku sedari, menyusup ke relung hati, buatku gundah gelana setiap hari. Kasihanilah aku makhluk yang lemah ini. Kenapa datangmu tanpa kepastian? Buatku pilu, buatku takut, jika cinta ini hanya semu. Jika cinta ini datang dan akhirnya harus tiadakan.

Raisya, namamu bisa mengetarkan hatiku, betapa cepatnya rasa ini sampai ke adrelin darahku. Aku takut kau tau tentang cintaku, sehingga memandangmu aku tak mampu. Raisya, aku pun tak sanggup berada dalam ketidakpastian ini, sukamu aku tak tau, bencimu juga tak ku tau tapi aku tak mau akhirnya hatiku harus pura-pura tidak mengenalmu. - Khairul

Di bawah pohon rindang, ditiup angin halus, tetap membuatkan Khairul menghembus nafas panjang setelah menulis kalimat cinta untuk Raisya. Iya gadis itu, bernama Raisya, gadis yang kelam kabut, suka lari sana-sini, suka buat yang disampingnya gubrak, tapi gadis ini sangat baik dan ramah. Jika ia senyum maka cairlah hati siapapun yang melihatnya.

Awalnya perkenalan mereka, Khairul merasa biasa saja dengan perasaannya, tapi setelah melihat kebaikan dan keramahan gadis itu. Hatinya luluh dan mulai muncul perasaan aneh yang ia namakan cinta. Khairul takut Raisya akan menolaknya karena status mereka sebagai sahabat. Bahkan perkenalan mereka baru dua bulan dan sekarang mereka masih semester satu.

Sebulan lalu, Khairul sangat murung, datanglah Raisya menghampiri. Raisya tau ada yang tidak beres dengan sahabatnya.

" Khairul, rasanya ada yang kurang, mau?" Raisya menawarkan nasi goreng buatannya untuk Khairul mencoba. Khairul yang baru saja kematian neneknya tidak semangat, lalu menolak dengan halus. Raisya tersenyum.

"Khairul, yang kurang itu bukan garam atau cabe dalam masakanku. Tapi senyum di wajahmu. Ada apa ini, sedih sekali? Sebagai sahabatmu ceritakan semua masalahmu padaku." Khairul tersentuh, Raisya sangat peduli padahal mereka baru kenal.

"Raisya, mungkin kamu bisa bilang aku cengeng, laki-laki cemen tapi sebenarnya aku mau nanggis. Nenek aku meninggal, padahal aku sangat menyanyanginya. Khairul tertunduk dalam, sembamkan isak tanggisnya. Raisya menyentuh sedikit bahu Khairul.

" Khairul, kehidupan yang abadi itu bukan di dunia tetapi di akirat, selama kau menghadiahkan fatihah maka nenekmu akan terus dapat pahala dari amalmu. Bukankah Nabi Muhammad pernah bersabda, tidak akan putus tiga amalan seseorang yang mati yaitu amal jariah, ilmu yang ditinggalkan dan doa anak soleh. Lalu, kenapa bersedih? Lebih baik habiskan kesedihanmu dalam doamu semoga kau akan abadi bersama nenekmu di surga kelak" Senyuman Raisya buatkan Khairul semakin terharu.

Raisya bangun lalu berkata " Teman-teman marilah kita luangkan sedikit waktu untuk tahlil sebentar ketika selesai kuliah. Untuk nenek Khairul yang baru meninggal." Lalu datanglah teman seruang mengucapkan takziah dan mereka akan membaca tahlil ketika selesai kuliah. Khairul semakin tersentuh, rasanya saat itulah hatinya mulai merasakan benih-benih cinta.

Cinta akan kebaikan, keramahan dan pengertian dari seorang Raisya. Masih di bawah pohon rendang, masih dengan pena dan buku abu-abunya dan Khairul masih lagi sendiri. Sekarang ia mulai menjaga jarak dengan Raisya, ia takut cintanya akan menganggu persahabatan mereka. Raisya, masih seperti dulu, gadis ramah yang menebarkan kebaikan dalam keburu-buruannya. Tidak sedikit pun menyadari Khairul mulai menjauhinya.

Aiman, sahabat Khairul melihat Khairul di bawah pohon, ia menghampiri Khairul dari belakang dengan sangat perlahan dan ia pun membaca setiap bait kalimat yang tertoreh di diari abu-abu Khairul. Selesai membaca, tanpa rasa bersalah Aiman seolah-olah baru datang mengejutkan Khairul.

"Ngapain disini!" Jeritnya dengan suara nyaring. Khairul tersentak segera merapikan diri menutup diari takut ketauan tulisannya.

"Duduk-duduk aja. Kenapa?" Aiman ketawa.

"Kayak anak gadis, termenung sendiri. Ingat kekasih hati ya" Kini Khairul yang ketawa.

" Iya mungkin" Lalu mereka pun memulai pembicaan seputar kuliah, dosen dan kos mereka kebetulan mereka satu kosan.

Malam itu, di kamar sendirian Aiman merasa hatinya kosong. Ia sedih menginggatkan tulisan Khairul. Kenyataannya ia juga mulai menyukai Raisya dan hatinya sakit ketika mengetahui ia dan sahabat baiknya akan bersaing untuk seorang gadis bernama Raisya.

Setelah lama berpikir, Aiman tak mau membuang masa, ia shalat Isya dan bermunajat kepada Allah. Berikan jawapan atas resah di hatinya. Lalu ia putuskan untuk mengalah. Biarkan Raisya untuk Khairul masih banyak perempuan yang baik-baik di luar sana.


Pagi keesokan harinya, sebelum masuk kuliah. Aiman mencari Raisya dan mengajak Raisya makan di kantin. Raisya seperti biasa ramah dan selalu tersenyum. Hati Aiman sakit mengenangkan cintanya yang harus bertepuk sebelah tangan. Aiman tersenyum dan mengeluarkan diari abu-abu.

"Apa ini?" tanya Raisya menyambut diari abu-abu tersebut.

"Bacalah, luahan hati Khairu." Raisya membaca dan wajahnya berubah.

"Mengapa? Rasanya tak mungkin" Raisya masih serba salah.

" Raisya, Khairul orangnya baik, percayalah. Ketika Khairul kematian neneknya, ia hanya bersandar padamu. Jagalah hatinya jangan sampai terluka." Raisya terdiam.

"Nantilah kupikir lagi. Ini soal hati Aiman" Raisya mulai tak selera untuk menjamah apapun.

" Raisya, tolong jangan bilang ke Khairul kamu dah baca isi hatinya ya." Raisya mengangguk lemah dan Aiman pun rasanya meneguk kopi pahit. Dua hati ini menjadi tak tenang.

Di dalam kelas Raisya tidak bisa fokus, ia teringat kepada Aiman karena hatinya suka akan Aiman. Melihat kenyataan Aiman mendatanginya untuk ungkapkan isi hati Khairul. Raisya merasakan bahwa Aiman tidak menyukainya. Lemah, longlai dan rapuh. Raisya hari ini tak seramah biasanya.

" Raisya," Khairul mendatanginya. Raisya memandang wajah Khairul.

"Tolong aku, carikan sesuatu yang hilang." Khairul kelihatan panik.

"Apa ?" tanya Raisya.

"Carikan aku senyum dan tawanya Raisya kembali." Raisya tersenyum walaupun pahit. Khairul senang melihat Raisya tersenyum dan dengan berat hati Raisya mengatakan.

"Khairul, aku terlalu dini untuk jatuh cinta sekarang. Bagaimana harus ku jelaskan padamu" Wajah Khairul berubah, Khairul tak menyangka Raisya tau isi hatinya.

"Raisya, aku terima segala keputusanmu." Kini wajah Khairul yang berubah. Raisya merasa suasana yang berat.

"Tapi, Khairul aku akan selalu ada untukmu" kata-kata yang mengalir dari mulut Raisya dengan cepatnya disambut oleh hati Khairul. Khairul merasa ia tidak ditolak tapi diterima. Raisya berlalu sambil tersenyum dan Khairul berdiri sambil terpaku.

Aiman yang melihat dari jauh hanya tersenyum pahit. Tak mengapa. Raisya pantas untuk Khairul. Begitu pikir Aiman.

Sejak dari itu, Khairul berani mendekati Raisya, mereka semakin dekat dan Aiman semakin menjauh. Raisya mulai menerima Khairul apa adanya. Setiap tahun mereka lewati dengan rasa cinta. Tak lagi menjadi rahsia, hubungan mereka. Tahun demi tahun terlewati kini tibalah saatnya semester akhir, saatnya wisuda dan saatnya perpisahan.

Khairul telah menyebarkan tanggal pernikahannya dengan Raisya dan Aiman masih sendiri. Mencari gadis seperti Raisya memang tak mudah. Pernikahan Khairul dan Raisya disambut dengan meriah semua teman datang, begitu juga dengan Aiman. Hati Raisya masih ada getaran cinta, tapi hatinya kuat mengatakan ia bertepuk sebelah tangan.

Setahun pernikahan Khairul dan Raisya, mereka dikurniakan seorang anak lelaki. Menjadi sibuklah kehidupan mereka sehingga persahabatan dengan Aiman seolah hilang. Aiman pun melanjutkan pelajaran di Mesir untuk studi master. Di sana Aiman menikah dengan gadis Indonesia yang belajar di Mesir.

Kehidupan Aiman dan Raisya menjadi asing, tak ada komunikasi dan tanpa hubungan. 20 tahun kemudian, Aiman yang memang menetap di Mesir dalam membina karier pulang ke Indonesia setelah isterinya meninggal dan pada masa yang sama Raisya baru bercerai dengan Khairul. Ternyata mereka memang dari pertamanya tak sefahaman sehingga tidak dapat bertahan lama. Ketika anak mereka menikah barulah keputusan cerai dibuat.

Suatu hari Aiman mendatangi pustaka, sudah lama sekali ia merinduka tempat ini. Tempat dimana ia selalu mengintip Raisya membaca buku. Di sebalik rak tempat Aiman, Raisya juga disana, setelah cerai Raisya mulai suka menambahkan ilmunya dengan membaca. Lalu ketika masing-masing mengambil satu buku, ternampaklah sebelah menyebelah. Baik Raisya maupun Aiman masing-masing terkejut, rasanya seakan mimpi.

Aiman tersenyum dan menghampiri Raisya. Bermula bertanya kabar sehinggalah perceraian Raisya dan kematian isteri Aiman menjadi pembahasan mereka. Di saat itulah Aiman menyadari ia harus bertindak.

"Raisya, jika ada yang melamarmu. Masih maukah kau bernikah?" Pertanyaan Aiman membuatkan Raisya kaget.

"Mana lagi yang mau sama aku Aiman, yang mulai menua ini. Sedikit lagi aku umur 50 tahun loh". Jawab Raisya sambil ketawa.

"Jika itu aku, aku yang melamarmu bagaimana?" karena menyangka Aiman bercanda Raisya menjawab mantap.

"Pastilah ku terima." ketawa Raisya tak bisa disembunyikan

"Jika begitu aku ingin melamarmu sekarang." Kini Raisya terdiam, tidak menyangka dan mengalirlah air mata bahagia. Bukankah selama ini ia merasa cintanya bertepuk sebelah tangan. Dan akhirnya mereka pun bernikah.

Cinta bukan tentang usia, bukan tentang fisik, bukan juga tentang materi tapi cinta berbicara tentang kasih sayang. Tentang hati dan yang paling penting tentang kesetiaan. Cinta adalah setia seumur hidup




Komentar

  1. Wiiiih...ceritanya bagus. Kalau jodoh memang tak kemana ya? Meski jarak dan waktu telah memisahkannya.

    BalasHapus
  2. Hatiku harus pura pura tak mengenalmu...

    rasanya dapat inspirasi dari kalimat ini kak kia hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cari inspirasi tak hrus mkir kn. Baca2 lbh dpt inspitasinya😚

      Hapus
  3. Cinta..jodoh..hanya Allah yg bisa menyatukannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga rencana Allah yang terbaik dalam hidup kt. Aamiin😃

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak Untuk Pacaran

Guru dan Murid