Tentangku

Hari ni tema tulisanku ada tentang "diriku". Sebetulnya jika aku bercerita tentang diriku kepada sahabatku terasa mudah dan ringan. Ketika disuruh menulis di Grup One Day One Post rasanya harus mikir ulang, terasa berat darimana harus mulai.

Kuputuskan untuk memulai dari dasar, aku dilahirkan 22 tahun 8 bulan yang lalu tepat tanggal 25 November 1993. Jenis kelamin perempuan dan anak pertama.

Menjadi anak pertama, harusnya menyenangkan bukan, tapi tidak bagiku. Bukan apa, ketika umur 2 tahun adikku Ibad lahir, jarak kami berdua 23bulan. Awalnya aku senang mempunyai adik laki.

Kemudian ibuku hamil lagi ketika umurku 5tahun, aku sangat berharap kali ini biarlah adik perempuan. Salah, adik laki juga, Dhia lahir Mei 1998. Dua tahun kemudian tahun 2000, ibuku hamil lagi. Lagi-lagi aku mohon supaya adikku perempuan. Waktu itu aku 7 tahun, salah lagi tekaanku. Zunnun lahir adik lakiku yang ketiga. Empat tahun kemudian, ibuku hamil lagi, aku berumur 11 tahun. Capek aku minta lagi, adik perempuan gak kunjung dapat. Akhirnya adikku ini lelaki namanya Hananan. Aku mau nanggis aja. Kini adik lakiku bertambah lagi.

Penderitaanku makin bertambah, cuci piring makanan mereka. Beresin tempat tidur mereka. Bereskan mainan mereka. Baju mereka dicuciin, di lipat dan digosok. Aku baru 12 tahun dan menyesali kenapa aku dilahirkan sebagai perempuan. Aku mau juga bersenang-senang seperti adikku. Mereka laki semua.

Umur 13 tahun aku sekolah asrama, sekolahku dari rumah 8 jam. Ringan sedikit, perkerjaan rumah bukan lagi bebanku. Di situ aku mulai bersyukur menjadi seorang perempuan. Aku mulai menyukai warna pink, sandal cantik dan suka chocolate. Soalnya kalau sama adik-adikku, kami mainnya panjat pohon, main pasir, pedang kayu, lari-lari tengah panas dan mandi sungai. Asli hilang sifat perempuan.

Kemudian umur 16 tahun aku pindah ke Aceh, sekolah disana. Aku makin senang dengan hidupku di sini. Di sini syarat hidup gak tinggi. Aku enjoy aja naik sepeda ke kampus, kalau di Malaysia anak seusiaku kemana-mana naik mobil. Biasa syarat hidup di Malaysia dah tinggi sekali. Jadi, di Aceh aku gak sungkan-sungkan berbagi dengan semua temanku, apapun yang ku punyai baik dari materi ataupun ilmu. Disitu aku mulai merasa di hargai.

Satu hari, ketika hari ospek, aku dimarahi sama abang leting yang cukup imut, putih dan muka kayak anak bayi. Namanya ospek pasti abang leting suka marah-marah adek leting. Geram kali, aku bilang dalam hati. Ini abang mesti jatuh hati pada aku. Jahatnya aku.

Jadi suatu sore di bulan yang sama, aku ikut les bahasa Inggris, mau shalat asar perjalanan 30minit cari masjid. Ketika aku duduk sambil baca buku, aku sadar ada yang lagi sapu masjid tapi gak ku ladenin. Tebak apa? yang lagi sapu perhatiin aku dan aku disapanya. Ternyata abang leting yang marahin aku waktu ospek. Heran, abang itu kayaknya senang kali liat aku tersasar di masjid yang ia tinggal itu. Nggak perlu lama kami dekat sekali dan ketika ia telpon suatu saat aku minta ia nyanyikan lagu potong bebek angsa. Hehe, dendamku dulu dimarahi waktu sekarang terbalas. Aduh jahat li kok.

Terakhir ketika aku mau selesai kuliah, ayahku gak ijin aku nikah sama abang itu, tempat tinggalnya 3 hari jauh dari tempat aku belajar. Akhirnya aku menikah dengan yang dekat-dekat saja. Bagus juga kan kasian abang itu kalau menikah dengan aku yang jahatin dia. Niat berkawan untuk sesuatu. Nggak baik banget.

Sekarang aku kembali di Malaysia jadi guru. Baru 3 bulan, kisah lalu kadang datang tapi aku mesti kuat untuk melupakannya. Semoga aku kuat menjadi seorang guru yang bisa menghasilkan generasi terbaik di masa depan.

Komentar

  1. Penderitaan seorang gadis yang adeknya laki-laki semua..., hihihi

    BalasHapus
  2. Harus 2 kali baca karna bahasanya agak beda.. hehehe
    aamiin.. semoga aku juga bisa jadi guru yang bisa menghasilkan generasi terbaik di masa depan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Doakan semua segera bs full bhsa indonesia y

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak Untuk Pacaran

Takdir Allah

RINDU