Backpacker Kuala Lumpur

Persekolahan di Malaysia sejatinya menetapkan liburan panjang pada bulan tiga, bulan enam, lebaran dan akhir tahun. Masing-masing liburan jatuh dua minggu kecuali akhir tahun sampai sebulan setengah.

Sekarang, cuti bulan tiga selama 10hari jatuh pada tanggal 11 Maret. Di Kedah, Terengganu, Perlis dan Kelantan sekolahnya mulai hari minggu dan berakhir hari Kamis. Jumat Sabtu libur. Jadilah, aku dan suamiku sepakat sepulang dari sekolah malamnya berangkat ke rumah pamanku di Damansara, Kuala Lumpur. Libur men, waktunya jalan-jalan. Sekolah susah lo cuti. He, ngeles.

Kamis malam Jumaat naik bas first time ke Kuala Lumpur dengan sok tau nya Kuala Lumpur seperti apa. Tetap banyakkan Bismillah dan go. Di kauter tiket soalan pertama ditanya.

"Di KL nak turun kat Duta ke TPS?" Kami bingung, soalan seperti apa in I. Kirain ke KL, ya turun di satu tempat gak perlu tanya-tanya lagi. Kami telponlah pamanku. Kata beliau turun di KL Sentral lalu naik bas ke Damansara. Jadi kami pun menetapkan turun di TPS Tempat Persekutuan Selak Selatan.

Tiket bas Alisan berada di tangan, katanya jam 10.30 malam berangkatan, lama kami tunggu. Jam 11 baru berangkat. Kecapean memang lalu aku, suamiku dan anakku tertidur. Masing-masing pulas.

Tepat 6.30pagi kami diriuhkan dengan keributan. "Duta, Duta, sapa turun Duta!" Ramai yang turun, aku jadi ragu. Aku bertanya pada supir, "TPS sampai belum". Supitnya menjawab dengan ketus "Nanti kita fikir lain." Aku dah takut, takut tujuan terlewat. 30 minit kemudian kami dah sampai Shah Alam, Selangor.

"TPS dah sampai ke" Aku dah siap bawa turun semua barang-barang. Suamiku mengendong anak kami.

"Ini bukan TPS, ini Shah Alam. TPS lambat lagi." Kami naik kembali. Lega tujuan belum terlewatkan. 30 minit kemudian kami sampai TPS denfan selamat. Suami shalat subuh kemudian gantian denganku. Barulah kami beli tiket komuter untuk ke KL Sentral.


Kemudian, kami menunggu komuternya. Sambil aku sempat menanyakan yang di sampingku.

"Ini pergi KL Sentral ke?" Orang tersebut menunjukkan sebelah. Tau lah kami salah jalur terpaksa balik menyeberang lagi. Lama kami menunggu baru lah sampai komuternya. Perjalanan hanya sebentar. Di KL Sentral, kami terpaksa bertanya di mana terminal bas ke Damansara, putar-putar ada sekitar 45minit. Ketika bas rapid KL muncul yang membawa ke Damansara kami naik buru-buru minta di turunin ke Giant-market.

Hati deg-degan pertama kali naik bas gak tau turun dimana akhirnya turunnya kejauhan dari alamat. Terpaksa naik taksi, di sini taksinya pakai tarif meter. Sebenarnya tempat tinggal pamanku dekat, cuma karena supirnya gaktau jalan kami terpaksa berputar hampir setengah jam dan tarifnya hampir RM30, bayangkan jika dirupiahkan itu RP 100,000. Padahal jarak sebenarnya dekat tapi karena jalan kota salah masuk memang harus macet di lampu merah.

Ketika sampai, kami bersyukur supir taksi yang tadi mau marah karna kami juga gak tau jalan padahal beliau juga gak tau jalan, sempat kami mau diturunkan karna beliaubpalak akhirnya beliau bilang kasi seikhlasnya dan suamiku kasilah setengah harga yang terpampang di meter. Sungguh pengalaman menarik bukan.

Di tempat pamanku, satu rumah ada 3 keluarga, mereka sewa kamar. Biaya hidup di Kuala Lumpur tinggi kalau mau sewa rumah itu artinya satu rumah RM1000 tapi 1 kamar RM300 itu sebulan loh. Sebulan dirupiahkan satu rumah RP 3000000 dan sewa kamar RP 1000000. Mahal bukan. Itulah Kuala Lumpur kota metropolitan.

Kami kaget harus biasakan diri memang karena di Kedah kami sewa rumah RM450 dapat tiga kamar. Ya sudah akrab-akrab diri aja sama keluarga yang ada di situ juga.

Malamnya, suamiku yang orang Aceh memang diajak keluar bertemu orang Aceh juga. Mengalirlah obrolan mereka. Kalau namanya sedaerah bertemu di luar negeri jadilah keluarga juga. Suamiku diajarin bagaimana cari uang di Malaysia antaranya jadi agen transfer uang. Rata-rata orang Indonesia kerja di Malaysia tujuannya kirim uang ke keluarga di Indonesia. Jadi aja agen transfer uang, 1 rekening RM 5, tapi kalau 50 orang dah RM 2500 bisa sekitar RP 7000000. Warga Indonesia lebih banyak dari 50 orang. Memang kaya abang itu sebulan bisa mencapai RM 7000 sekitar Rp 20000000. Banyak kan. Makin salutlah suamiku dengan pembahasan abang itu karena beliau baru mulai dua tahun.

Aku dan anakku langsung tepar, kecapean. Besok paginya aku ditelpon ibuku minta pulang hati Sabtu malam mau ngajak ikot kenduri. Terpaksalah pulang  tapi sebelum pulang kami ke KLCC dari Damansara ke Kelana Jaya, dari Kelana Jaya ke KLCC naik LRT.


Suasana dalam LRT, akhirnya kami sampai KLCC, rupanya ada lorong di bawah untuk ke Menara Kembar Petronas. Capenya mutar gedung KLCC dan kebetulan lagi hujan terpaksa tunggu reda barulah foto-foto lagi.

Setelah puas foto-foto di depan Menara Kembar kami foto di dalam di bawah mobil petronasnya.


Kami pun melewati gedung dalam Menara Kembar Petronas dan foto atapnya.

Cantik kan atapnya, tinggi sekali. Barulah kami ke belakang gedung Menara Kembar. Ada tasik buatan, kolam renang dan permainan kanak-kanak. Asik kali, anakku senang mandi di kolam dan main ayunan dan grosotan.




Jam 7 malam kami naik LRT dari KLCC ke KL Sentral di KL Sentral makan sebentar lalu cari laluan kereta api dari KL ke Pineng kami telat terpaksa naik kereta api ke Sungai Petani Kedah dari jam 8.30 terpaksa tunggu jam 12.30 malam lalu tunda 2jam jam 2.30 pagi baru kereta sampai.

Luar biasa senang tapi cape terpaksa kami tidur di lantai untuk tunggu jam 2.30 pagi. Alhamdulillah jam 2.30 datang keretanya kami pilih seat kasur langsung bobok aja.

Sebenarnya kami gak da uang banyak buat liburan, uang kami cukup untuk ongkos tiket aja. Selesai itu kembali ke Kedah gakda uang lagi. Allah itu ada, umiku kasi RM100. Kemudian ikut kursus pendidikan tiga hari, makan gratis. Jadi Allah itu ada. Minta sama Allah.



Komentar

  1. Berasa di serial ipin dan upin hehhehe... moga suatu hari kesampean ke negeri jiran, ammiinnnn.. bakpaperan asik juga yah..

    BalasHapus
  2. huwaaaa....bikin pengen kesitu kakaak..... :'(

    BalasHapus
  3. Kemarin aku baru dari KL jga hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RINDU

Tidak Untuk Pacaran

Guru dan Murid