Antara Hati dan Akal

Perasaan hati mulai bercanggah dengan akal. Hati ingin melakukan perjalanan panjang tapi akal ingin menghentikan karena konsekuensi kedepan yang belum tentu. Masih samar-samar

Keyakinan pun datang mengalahkan akal. Memberikan ketenangan layaknya setitis air buat yang kehausan. Yakin dan percaya perjalanan ini mesti dilakukan sebelum muncul penyesalan. Bukan harapan yang perlu disalahkan tapi keyakinan yang perlu dikuatkan.

Ada satu cerita tentang ketidakyakinan berubah menjadi yakin. Ceritanya bermula ketika seorang ateis sengaja bertemu dengan seorang ulama dan ingin bertanya kalau tuhan itu ada, dimana.

Lalu, ulama tersebut tersenyum dan mengarahkan anak muridnya melempar ateis tersebut di sungai. Ateis tersebut memohon diselamatkan tapi tidak dihiraukan. Akhirnya keluarlah kalimat ajaib dari mulut ateis tersebut.

"Ya Tuhan, selamatkan aku." ulama tersebut tersenyum dan ateis tersebut harus mengakui tuhan ada dan ia pun beriman. Ketika ateis tersebut tidak punya apa-apa srlain kematian disitu munculnya harapan pada yang lebih besar. Lalu keyakinan sebenar-benar yakin pun muncul. Inilah yang disebut haqqul yaqin.

Berbalik lagi pada yang ingin aku sampaikan. Sekolah tempat ngajarku libur selama 10 hari, tapi uang gaji dah mau habis buat bayar utang. Sekolah jarang cuti maka hati aku ingin liburan, paling ke Kuala Lumpur tapi akal memikirkan uang gak ada.

Akhirnya ku putuskan ke Kuala Lumpur. Nanti ku lanjutkan ya bagaimana hidupku kedepan tanpa uang.😉

Komentar

  1. Tuhan berada dimana pun kau beriman. Setuju mbak :)

    Di tunggu cerita selanjutnya di KL,

    BalasHapus
  2. ateis pun tak mampu mengingkari fitrahnya :-)

    BalasHapus
  3. pemakaian bahasa indonesianya ngalir kak. masih gak percaya kalau kaka orang melayu asli hehe

    BalasHapus
  4. Hati Vs Akal.. Kata org itulah peperangan sebenarnya...

    ****
    Abdur-rahiem.blogspot.com

    BalasHapus
  5. Waahh ditunggu lanjutannya mbak..😊

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak Untuk Pacaran

Guru dan Murid

Takdir Allah