Ketenangan Sekeping Hati

Sekian lama membuat janji untuk duduk di pinggir Pantai Bersih Butterworth, hari ini baru terlaksana. Janji itu telah dibuat sebulan kebelakang tetapi belum juga berkesampaian untuk menjejakkan kaki di pinggir Pantai Bersih. Bukankah semuanya telah Allah tetapkan untuk kita. Jika bukan hari ini, pasti esok. Walaupun dah niat sebulan lalu kalau Allah tetapkan hari ini, berarti hari ini lah akan menjejakkan kaki ke sini.

Apa yang menarik sebenarnya dengan Pantai Bersih ini, sehingga suamiku langsung mengatakan "kita duduk di sini juga lah". Sambil menunjukkan mereka-mereka yang berada di pinggir pantai. Pantai itu menarik kerana berada di samping jalan raya, highway yang bermaksud jalan sehala dan berada di samping tol. Maksudnya setiap kali ikut jalan Butterworth mesti lalu dekat Pantai Bersih, mesti tengok banyaknya orang yang berada di pinggir pantai ini. Setiap hari terpandang pemandangan yang sama, pantai dan mereka yang mengamati panorama pantai, inilah yang membuatkan sesiapapun menjadi tertarik untuk turut sama berada di pantai ini termasuk kami. Istilahnya, makin ramai makin terpromosikan. Jadi makin ramai yang duduk berjejaran di pinggir Pantai Bersih, makin terpromosilah pantai ini.

Betullah kata orang, laut itu memberikan ketenangan. Berada di atas batu-batu, dengan ayam goreng, roti dan air mineral ditambah bersama orang yang kita sayang apalagi yang belum cukup, tenang. Aku pegang Zara, anak kecilku yang baru berusia 1 tahun 2 bulan yang makan roti sambil mulutku mengunyah ayam goreng. Suamiku masih dengan hp tabnya, setelah jemu ia pun mulai menjamah ayam gorengnya. Bermula untuk mencuba-cuba, suamiku membuang tulang ayam gorengnya ke langit dan yups disambut oleh gagak. Tulangnya betul-betul berada dalam mulut seekor gagak, kerana itu langsung menjadi keseronokan kami, aku pun mulai baling tulang ayam sisa yang aku makan tadi dan gagak berkerumunan di sekeliling kami. Penuh, gagak yang mencari perhatian dan Zara bayi kecilku yang keriangan. Rasanya ia tak lagi takut dengan burung. Suamiku senangnya luar biasa main dengan gagak. Kesenangan itu melihat gagak yang dengan tangkasnya mendapatkan makanan langsung dalam mulutnya dan di sekitarnya sudah ada 20 ekor gagak. Gara-gara coba buang tulang ayam ke seekor gagak sekarang menjadi 20 ekor. Tetap aja it amazing, wow menakjubkan.

Tenang itu, melihat Zara yang mengejar gagak tersebut, bukan main lagi. Abinya lempar makanan, bayi kecilnya kejar-kejaran dengan gagak-gagak tersebut. Setelah makanan habis, gagak mulai menghilang satu-satu, dan tidak sampai 20 minit seekor gagak pun tak tersisa lagi. Cepatnya menghilang tapi keriangan di hati Zara belum reda, ia mengejar kanak-kanak lain, mulai menjerit ke anak lain yang lagi naik rongsotan, sehingga mereka mempersilakan Zara main, dan mulailah Zara main dengan senangnya.

Letih memang, bayi kecilku suka berlari sebelumnya saja larinya tak berhenti dan terjatuh dengan mukanya ke bawah. Penuh wajah Zara dengan pasir, bukannya menanggis tapi teruskan perlariannya. Zara oh Zara. Tingkahmu itu sungguh membuatkan kami merasakan berbagai rasa, senang dan lelah bercampur rasa. Lelah menjagamu seperti menjaga 10 orang anak, suka lari kesana kemari.

Tenangnya, melihat semua, melihat laut, melihat gagak, melihat Zara, melihat Abi Zara dan ketenangan ini berasal dari  sekeping hati. Hati yang mulai merasakan ketenangan setelah jenuh yang berkepanjangan, setelah ada yang tak bisa diluahkan dengan kata-kata, setelah ada yang tak bisa mendengarkan sekeping hati yang memberontak keras, maka melihat laut terbentang luas, gagak terbang tinggi itu cukup mengusir segala perasaan yang tak menyenangkan di hati.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak Untuk Pacaran

Guru dan Murid

Takdir Allah