Ku Serahkan Semua Pada Allah

Hidup laksana kita membuka mata pertama kali, tapi jika diingat sekarang kita tak sadar apa perasaan kita pertama kali membuka mata. Menurut saya, hidup seperti itu, tanpa kesadaran kita telah berada di dunia ini. Mati laksana tanpa kita sedar kita telah menutup mata untuk selamanya, kadang ada yang menyadari rasanya sakaratul maut, ada yang tersiksa dan tersenyum. Perbezaannya, hidup adalah tanpa kesadaran kita dan mati adalah kesadaran yang sepenuhnya sedar.

Tidak disangka kita antara yang dipilih untuk hidup sehingga dalam kehidupan ini, kita terus mencorakkan kehidupan kita. Dimulai kenal kasih sayang, perhatian, marah, benci, cinta dan rindu. Dengan itu kita terus belajar menjalani kehidupan kita. Semua dari kita mengenal cinta, cinta laksana buih-buih sabun yang dimainkan oleh anak kecil. Mereka berlari berkejaran dengan riang. Buihnya berwarna-warni menandakan seperti cinta, rasanya macam-macam, sayang, kasih, rindu dan sebagainya. Namun, jika buih itu disentuh maka ia akan pecah, jika cinta dilukai, pasti ada sekeping hati yang merana. Begitulah rapuhnya sekeping hati.

Kembali kepada kehidupan, banyak yang merasa mampu mencorakkan kehidupannya sebaik mungkin, sehingga ia lupa menyandarkan semua impiannya pada Allah. Lupa ia niatkan "Lillahi Ta'ala", akhirnya ia semakin jauh semakin lalai dengan kehidupannya. Jalannya salah, ia sadar tetapi ia terus dengan kesalahannya.

Serahkanlah semua kepada Allah, setiap apapun ini, walau sekecil zarrah pun persoalan hidup kita, serahkanlah kepada Allah. Menanggis, bersedih, senang dan gembira, jangan pernah lupakan Allah. Ucapkanlah rasa syukur ketika gembira dan istigfar ketika susah. Tahajudlah jika hati tak tenang, dhuha lah jika inginkan kekayaan, shalat hajatlah jika ingin meminta sesutu dan istikarahlah untuk ketetapan hati yang diberikan petunjuk oleh Allah.

Allah ada, selalu ada, tapi adakah kita selalu mengingat Allah, adakah selalu kita menyebut Allah?. Jika hatimu resah, gelisah dan tak tenng, lihatlah hubungan mu dengan Allah, jika masih tak tenang, lihatlah hubungan mu dengan manusia. Flashback lagi, jika kita betul-betul berserah diri pada Allah maka Allah akan membantu setiap hambana.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak Untuk Pacaran

Guru dan Murid

Takdir Allah