Tak Jodoh Maka Berakhirlah Cinta

Semerah mentari senja, sebegitulah merahnya mukaku ketika melihatnya pertama kali. Aku tersipu rasa suka ini hadir tiba-tiba. Inikah namanya cinta pandang pertama.

Dari cara dia berjalan, berbicara, postur tubuhnya, semua tentang dia buat aku suka. Akan tetapi dia tak tau tentang hatiku. Tentang sukanya aku.

Tak perlu waktu lama untuk mengenal peribadinya. Sekali lihat, aku dah yakin dia yang terbaik untukku.

Dan doaku pun termakbul, tempat kami berkerja mengadakan program perkemahan. Disitulah pertama kali dia menyapa sahabatku, yang memang berada di sampingku. Akhirnya aku pun terjebak dengan pembicaraan mereka. Lama-kelamaan kami berbicara dan pembicaraan ini mengalir terus sepertinya sangat akrab ketika itu.

Tak berhenti di situ, setelah acara tersebut dia mulai berani menegur aku, tapi hanya sebatas itu. Suatu saat aku meminjam laptopnya, laptopku rosak. Aku menemui tulisan "Inikah Namanya Cinta", ku kira itu hanya sebatas novel yang kenyang bila ku baca. Ternyata aku salah, itu adalah segala isi hatinya kepadaku. Betapa kagetnya aku. Cinta ini tak bertepuk sebelah tangan.

Aku lalu SMS ayahku, meminta kebenarannya menikah. Ayahku tak merespon. Aku tunggu jawapannya sambil mengenalkan dia kepada ayahku. 2 tahun kemudian, sekali lagi aku meminta izin ayah untuk menikah. Akhirnya terbongkar, cinta kami tak direstui kerana adat. Ayah tak ingin mengatakan langsung tetapi ia cuba mengulur waktu selama mungkin, baginya aku ada kemungkinan berpisah ternyata kami malah semakin kuat. Baru ayah berani mengatakan ketidaksetujuannya.

Hancur, aku dan dia. Sungguh, sama-sama menanggis tak tau arah lagi. Aku melampiaskan mencari penganti dia seperti keinginan ayahku. Kami menikah, ia aku menikah tapi bukan dengannya. Dulu aku bayangkan pasti dengannya tapi ketika aku melihat kenyataan yang ada, aku menanggis.

Aku sedih, kami berdua masih hidup tapi sekarang diantara kami tak ada lagi cinta. Padahal dulu seakan tak terpisah cinta kami melainkan maut tapi kini ada yang memisahkan kami. Itulah Jodoh, kami tak berjodoh.

Aku selalu menyesali kenapa mempunyai ayah seperti itu, yang memutuskan tanpa berpikir perasaan aku. SekarNg aku tinggal tunggu hikmah dari Allah untuk cintaku dulu yang tak tergapai disebabkan seorang ayah.

Dan dia, sekarang, tak ada rasa apa-apa lagi untuk aku. Dan aku, begitu juga. Cinta kami pupus seiring berjalannya waktu.

Terima kasih kepada seorang ayah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak Untuk Pacaran

Takdir Allah

RINDU